Home / Nasional / Berbau Menyengat, Mirip Rumah Kos, Dapur SPPG Bululohe Disorot

Berbau Menyengat, Mirip Rumah Kos, Dapur SPPG Bululohe Disorot

Bulukumba,pinisinews.com  – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Bulolohe, Kecamatan Rilau Ale, kembali memantik gelombang kritik. Alih-alih menjadi fasilitas higienis dan terstandar untuk memproduksi makanan anak sekolah, bangunan dapur tersebut justru dinilai lebih mirip rumah kos, jauh dari fungsi dan kualitas yang dijanjikan.

Aktivis Bulukumba, Ikbal Sandi, tak menahan kekesalannya. Ia menyebut kondisi dapur SPPG itu bukan hanya tidak layak, tetapi juga memalukan untuk ukuran proyek nasional yang digelontorkan demi meningkatkan gizi anak.

“Bau busuk dari pembuangannya saja sudah menunjukkan bahwa dapur ini tidak dibangun dengan benar. Jika tempat memasak makanan anak-anak saja tidak memenuhi standar kebersihan, apa yang sebenarnya dipikirkan oleh pihak pelaksana?” tegasnya, Senin (01/12/2025).

Ikbal menilai, dugaan pengerjaan asal jadi semakin kuat ketika melihat struktur bangunan yang tak mencerminkan dapur produksi makanan. Tidak ada indikator bahwa bangunan itu dirancang mengikuti petunjuk teknis resmi. Menurutnya, hal ini tidak boleh dianggap sepele karena menyangkut kesehatan ribuan anak sekolah sebagai penerima manfaat program MBG.

“Ini bukan proyek kecil. Ini program nasional. Kalau di tingkat daerah sudah berani menggarap asal-asalan, berarti ada yang sangat tidak beres dalam pengawasan. Pemerintah daerah jangan cuma diam,” kritik Ikbal tajam.

Ia meminta BGN, inspektorat, hingga aparat penegak hukum turun tangan memeriksa tuntas pelaksanaan proyek tersebut. Ikbal menegaskan bahwa ketidakseriusan dalam pembangunan dapur SPPG sama saja dengan mempertaruhkan masa depan anak-anak.

“Kalau dapurnya saja seperti ini, bagaimana dengan proses memasaknya? Bagaimana dengan kualitas makanan yang nanti diberikan kepada anak-anak kita? Pemerintah harus segera bertindak sebelum ada dampak kesehatan yang muncul,” sambungnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak pemerintah maupun dinas terkait belum memberikan penjelasan, sementara keresahan warga terus menguat. Banyak pihak menilai, polemik ini harus segera direspons agar kepercayaan masyarakat terhadap program SPPG tidak kian merosot.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *